Lynne R. Parenti, Renny K. Hadiaty, Daniel Lumbantobing, Fabian Herder
Copeia 2013 (3), 403-414, (27 September 2013) https://doi.org/10.1643/CI-12-114
Oryzias asinua and O. wolasi are two new species of ricefishes described from several disjunct inland freshwater habitats in the Indonesian province of Sulawesi Tenggara or southeastern Sulawesi. With O. woworae, the first described endemic ricefish of Sulawesi Tenggara, they comprise a group of small, colorful species characterized by orange to deep red dorsal and ventral margins of the caudal fin and the ventral margin of the caudal peduncle and at least the posterior portion of the base of the anal fin, and a bluish sheen on the body in both sexes that is most pronounced in live adult males. The two new species are distinguished from O. woworae by elongate middle dorsal-fin rays in adult males that reach the posterior extent of the first principal caudal-fin ray and by an orange-colored olfactory epithelium that marks each nasal organ in females. Oryzias asinua is relatively slender compared to O. wolasi and O. woworae: the body is narrow (21–25% SL, with a mean 22.9, in O. asinua versus 23–32% SL, mean 25.3 in O. wolasi and 22–30% SL, mean 26 in O. woworae). Oryzias asinua has fewer procurrent caudal-fin rays in the lower lobe (4–5 versus 5–7 in O. wolasi and 5–6 in O. woworae). Oryzias wolasi is golden in life in both sexes and relatively deep-bodied, reaching 32% SL, and has a deeper caudal peduncle (11–12% SL, mean 11.2, versus 9–11, mean 10, in O. asinua and 8–11, mean 9.2, in O. woworae). Maximum parsimony and Bayesian inference analyses of the mitochondrial cytochrome c oxidase subunit 1 (COI) sequence, the DNA barcode, support our hypothesis that we sequenced representatives of three species. All species are allopatric. Description of O. asinua and O. wolasi brings the number of valid species in the beloniform family Adrianichthyidae to 35, 17 of which are endemic to Sulawesi. The two new species are just the second and third ricefishes described from the province of Sulawesi Tenggara, a neglected region in exploration and discovery of the freshwater fish fauna of the Indonesian islands of Sulawesi.
Oryzias asinua dan O. wolasi adalah dua jenis ikan padi yang dideskripsi dari beberapa, habitat air tawar di Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Bersama O. woworae, ikan padi pertama dari Sulawesi Tenggara yang telah dideskripsi, ketiganya merupakan kelompok jenis berukuran kecil, berpola warna menarik, jingga hingga merah tua pada sirip punggung, tepi sirip ekor bagian bawah, tepi bawah batang ekor dan pada sedikit bagian belakang dari pangkal sirip anal, semburat sinar kebiruan terlihat pada tubuh ikan jantan dan betina, yang tampak jelas terlihat pada pada ikan jantan dewasa yang masih hidup. Ke dua spesies baru tersebut dapat dibedakan dari O. woworae dari jari-jari lemah sirip punggung bagian tengah pada ikan jantan dewasa, yang memanjang dan mencapai bagian posterior sirip ekor pertama, juga dari warna jingga pada epithelium olfactory yang menandai setiap organ nasal pada betina. Oryzias asinua tinggi tubuhnya relatif lebih kecil dibandingkan O. wolasi dan O. woworae: tubuhnya pendek (21–25% SL, rata-rata 22.9% pada O. asinua vs 23–32% SL, rata-rata pada O. wolasi dan 22–30% SL, rata-rata 26% pada O. woworae). Oryzias asinua memiliki lebih sedikit jari lemah tambahan pada cuping ekor bagian bawah (4–5 vs 5–7 pada O. wolasi dan 5–6 pada O. woworae). Pada saat masih hidup Oryzias wolasi berwarna keemasan baik pada jantan dan betina, tubuhnya relatif tinggi, mencapai 32% SL, dan batang ekor lebih tinggi (11–12% SL, rata-rata 11.2 vs 9–11, rata-rata 10, pada O. asinua dan 8–11, rata-rata 9.2, pada O. woworae).Maksimum parsimony dan analisa Bayesian inference pada sekuens mitochondrial cytochrome c o